Resin Epoksi
1[Bahasa Indonesia]Perkenalan
Resin epoksi biasanya digunakan bersama dengan bahan tambahan. Bahan tambahan dapat dipilih sesuai dengan kegunaannya. Bahan tambahan yang umum termasuk Bahan Pengawet, Pengubah, Pengisi, Pengencer, dll.
Agen pengeras merupakan aditif yang sangat diperlukan. Baik resin epoksi digunakan sebagai perekat, pelapis, atau bahan cor, agen pengeras harus ditambahkan, jika tidak, maka tidak dapat diawetkan. Karena persyaratan aplikasi dan kinerja yang berbeda, ada persyaratan yang berbeda untuk resin epoksi, agen pengeras, pengubah, pengisi, pengencer, dan aditif lainnya.
2.Pemilihan Resin Epoksi
(1) Pilih sesuai Aplikasi
① Bila digunakan sebagai perekat, sebaiknya pilih resin dengan nilai epoksi sedang (0,25-0,45);
② Bila digunakan sebagai coran, sebaiknya dipilih resin dengan nilai epoksi tinggi (0,40);
③ Bila digunakan sebagai pelapis, umumnya dipilih resin dengan nilai epoksi rendah (< 0,25).
(2) Pilih berdasarkan Kekuatan Mekanik
Kekuatannya terkait dengan tingkat ikatan silang. Nilai epoksi tinggi, dan tingkat ikatan silang juga tinggi setelah pengerasan. Nilai epoksi rendah dan tingkat ikatan silang rendah setelah pengerasan. Nilai epoksi yang berbeda juga akan menyebabkan kekuatan yang berbeda.
① Resin dengan nilai epoksi tinggi memiliki kekuatan lebih tinggi tetapi rapuh;
② Resin dengan nilai epoksi sedang memiliki kekuatan yang baik pada suhu tinggi dan rendah;
③ Resin dengan nilai epoksi rendah memiliki kekuatan yang buruk pada suhu tinggi.
(3) Pilih sesuai dengan Persyaratan Operasional
① Bagi mereka yang tidak memerlukan ketahanan dan kekuatan suhu tinggi, mereka dapat memilih resin dengan nilai epoksi lebih rendah yang dapat cepat kering dan tidak mudah hilang.
② Bagi mereka yang membutuhkan permeabilitas dan kekuatan yang baik, mereka dapat memilih resin dengan nilai epoksi yang lebih tinggi.
3. Bahasa Indonesia:Pemilihan Agen Pengering
(1) Jenis Bahan Pengering :
Agen pengawet umum untuk resin epoksi meliputi amina alifatik, amina alisiklik, amina aromatik, poliamida, anhidrida, resin, dan amina tersier. Selain itu, di bawah pengaruh fotoinisiator, UV atau cahaya juga dapat membuat pengawetan resin epoksi. Agen pengawet amina umumnya digunakan untuk pengawetan suhu ruangan atau suhu rendah, sedangkan anhidrida dan agen pengawet aromatik umumnya digunakan untuk pengawetan dengan pemanasan.
(2) Dosis Bahan Pengering
① Bila amina digunakan sebagai agen pengikat silang, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dosis amina = MG / HN
M = berat molekul amina;
HN = jumlah hidrogen aktif;
G = nilai epoksi (setara epoksi per 100 g resin epoksi)
Kisaran perubahannya tidak lebih dari 10-20%. Jika diawetkan dengan amina yang berlebihan, resin akan menjadi getas. Jika dosisnya terlalu kecil, pengawetannya tidak sempurna.
② Bila anhidrida digunakan sebagai agen pengikat silang, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dosis anhidrida = MG (0,6 ~ 1) / 100
M = berat molekul anhidrida;
G = nilai epoksi (0,6 ~ 1) adalah koefisien eksperimen.
(3) Prinsip Pemilihan Bahan Pengering
① Persyaratan Kinerja.
Beberapa memerlukan ketahanan suhu tinggi, beberapa memerlukan fleksibilitas, dan yang lainnya memerlukan ketahanan korosi yang baik. Agen pengeras yang tepat dipilih berdasarkan berbagai persyaratan.
② Metode Pengeringan.
Beberapa produk tidak dapat dipanaskan, maka bahan pengawet panas tidak dapat dipilih.
③ Periode Aplikasi.
Periode aplikasi yang dimaksud adalah periode sejak resin epoksi ditambahkan dengan bahan pengawet hingga saat tidak dapat digunakan lagi. Untuk aplikasi yang lama, anhidrida atau bahan pengawet laten umumnya digunakan.
④ Keselamatan.
Secara umum bahan pengawet yang mempunyai tingkat racun yang lebih rendah lebih baik dan aman untuk diproduksi.
⑤ Biaya.
4[Bahasa Indonesia]Pemilihan Modifier
Efek pengubah adalah untuk meningkatkan penyamakan, ketahanan geser, ketahanan tekukan, ketahanan benturan dan kinerja isolasi resin epoksi.
(1) Modifikator dan Karakteristik Umum
① Karet polisulfida: meningkatkan kekuatan benturan dan ketahanan terkelupas;
② Resin poliamida: meningkatkan kerapuhan dan daya rekat;
③ Polivinil alkohol TERT butiraldehida: meningkatkan ketahanan penyamakan akibat benturan;
④ NBR: meningkatkan ketahanan terhadap penyamakan akibat benturan;
⑤ Resin fenolik: meningkatkan ketahanan suhu dan ketahanan korosi;
⑥ Resin poliester: meningkatkan ketahanan terhadap penyamakan benturan;
⑦ Resin melamin urea formaldehida: meningkatkan ketahanan dan kekuatan kimia;
⑧ Resin furfural: meningkatkan kinerja pembengkokan statis, meningkatkan ketahanan asam;
⑨ Resin vinil: meningkatkan ketahanan terkelupas dan kekuatan benturan;
⑩ Isocyanate: mengurangi permeabilitas kelembaban dan meningkatkan ketahanan air;
11 Silikon: meningkatkan ketahanan panas.
(2) Dosis
① Karet polisulfida: 50-300% (dengan bahan pengawet);
② Resin poliamida dan resin fenolik: 50-100%;
③ Resin poliester: 20-30% (tanpa bahan pengawet, atau sedikit bahan pengawet untuk mempercepat reaksi.
Secara umum, semakin banyak modifier yang digunakan, semakin besar fleksibilitasnya, tetapi suhu deformasi termal produk resin menurun karenanya. Untuk meningkatkan fleksibilitas resin, bahan pengeras seperti dibutyl phthalate atau dioctyl phthalate sering digunakan.
5[Bahasa Indonesia]Pemilihan Pengisi
Fungsi bahan pengisi adalah untuk meningkatkan beberapa sifat produk dan kondisi pembuangan panas dari proses pengerasan resin. Bahan pengisi juga dapat mengurangi jumlah resin epoksi dan mengurangi biaya. Berbagai bahan pengisi dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahan pengisi harus kurang dari 100 mesh, dan dosisnya tergantung pada aplikasinya. Bahan pengisi yang umum adalah sebagai berikut:
(1) Serat asbes dan serat kaca: meningkatkan ketangguhan dan ketahanan benturan;
(2) Bubuk kuarsa, bubuk porselen, bubuk besi, semen, ampelas: meningkatkan kekerasan;
(3) Bubuk alumina dan porselen: meningkatkan daya rekat dan kekuatan mekanik;
(4) Bubuk asbes, bubuk gel silika dan semen suhu tinggi: meningkatkan ketahanan panas;
(5) Serbuk asbes, serbuk kuarsa dan serbuk batu: mengurangi tingkat penyusutan;
(6) Bubuk aluminium, bubuk tembaga, bubuk besi dan bubuk logam lainnya: meningkatkan konduktivitas termal dan konduktivitas;
(7) Bubuk grafit, bubuk talk dan bubuk kuarsa: meningkatkan kinerja anti-aus dan kinerja pelumasan;
(8) Ampelas dan bahan abrasif lainnya: meningkatkan kinerja anti-keausan;
(9) Bubuk mika, bubuk porselen dan bubuk kuarsa: meningkatkan kinerja isolasi;
(10) Segala macam pigmen dan grafit: dengan warna;
Selain itu, menurut data, jumlah yang tepat (27-35%) oksida P, As, Sb, Bi, Ge, Sn dan Pb yang ditambahkan dalam resin dapat mempertahankan daya rekat di bawah panas dan tekanan tinggi.
6[Bahasa Indonesia]Pemilihan Pengencer
Fungsi pengencer adalah untuk mengurangi viskositas dan meningkatkan permeabilitas resin. Pengencer dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu aktif dan inert, dan jumlahnya umumnya tidak lebih dari 30%. Pengencer yang umum termasuk diglisidil eter, poliglisidil eter, propilena oksida butil eter, propilena oksida fenil eter, disiklopropana etil eter, trietoksipropana propil eter, pengencer inert, xilena, toluena, aseton, dll.
7[Bahasa Indonesia]Persyaratan Material
Sebelum menambahkan bahan pengawet, semua bahan yang digunakan seperti resin, bahan pengawet, bahan pengisi, bahan pengubah, bahan pengencer, dan sebagainya harus diperiksa terlebih dahulu, yang harus memenuhi persyaratan berikut:
(1) Tanpa air: bahan yang mengandung air harus dikeringkan terlebih dahulu, dan pelarut yang mengandung sedikit air harus digunakan sesedikit mungkin.
(2) Kemurnian: kandungan pengotor selain air harus kurang dari 1%. Meskipun dapat juga digunakan dengan pengotor 5%-25%, persentase bahan lain dalam formula harus ditingkatkan. Lebih baik menggunakan reagen bermutu rendah.
(3) Masa Berlaku : Perlu diketahui apakah bahan tersebut tidak berlaku lagi.
Waktu posting: 16-Jun-2021